21 Tahun Kehadiranku
Waktu berjalan tiada henti mengiringi rembulan dan mentari. Terbit dan tenggelam setiap hari mengiringi usiaku yang terus bertambah. Hari demi hari hingga hari ini tanggal 28 April rasanya sudah 21 tahun sejak aku terlahir sebagai seorang anak yang menjadi dambaan kedua orang tua. Kini aku bukan lagi seorang anak kecil yang selalu menadah tangan dan bergantung pada orang lain. Pelan tapi pasti hari ini aku melangkah menuju satu puncak tangga baru dalam perjalanan kehidupanku. Pada hari ini aku membuka lembaran baru untuk sisa jatah umur yang telah diberikan Tuhan kepadaku.
Waktu dalam hidup kadang mengalir tak terasa. Hari ini aku mengenang kembali kerikil-kerikil tajam yang telah memperkaya arti perjalanan hidup ini dan segala manisnya madu cerita dalam hidup yang membuat senyum dapat lepas dan bebas. Dengan begitu segala perenungan membuatku belajar menerima dengan luas dan mengikhlaskan dengan hati apapun yang terjadi yang akhirnya semua membuat segalanya merasa lebih bahagia dan lebih menghargai hidup ini.
Kiranya masih ada banyak tugas yang harus dilakukan yakni meraih kesempurnaan hidup. Mungkin hal yang terkecil adalah untuk membentuk kesempurnaan, namun kesempurnaan bukanlah hal yang kecil untuk dicapai. Memang tak ada yang sempurna yang ada di dunia ini, namun apa salahnya untuk mencoba menjadi seorang yang sempurna.
Rasanya baru kemarin aku bermimpi dapat hidup memenuhi hidup dengan keringat sendiri. Kini aku ingin mimpi itu dapat berkembang terus untuk menjadikan hidup yang lebih mandiri. Terima kasih kepada teman-teman atas segala do’a dan dukungan yang kalian berikan. Mungkin itu hanyalah sebuah melodi nada kecil yang terucap teriring doa tulus yang tercipta. Namun itu menjadi awal yang baru di umur 21 ini untuk terus bermimpi dan mewujudkan mimpi tersebut.