Sebuah Cerita Tentang Ilalang
Hari demi hari yang panas pada musim kemarau memberikanku sebuah cerita tentang ilalang yang meranggas ditebas mimpi hujan yang tak kunjung datang. Ia membiarkan dirinya terbakar terik matahari, bahkan tidak peduli sekujur tubuhnya mengering. Seluruh pori-pori kulitnya hanya mampu mencecap gerah.
Dimalam hari lah ilalang itu dapat merasakan keteduhan diantara semilir angin dingin yang menyisir tubuhnya. Waktu demi waktu ia menunggu datangnya hujan yang terdengar seperti mimpi di siang bolong. Nampak lebih semu daripada sebuah kenyataan.
Namun kadang, musim dapat membawakan kabar yang tak terduga. Langit yang sebelumnya panas dan terik mendadak menjadi mendung lalu gerimis satu demi satu menitik membasahi ilalang yang kehausan.
Seperti itulah aku saat ini. Akulah ilalang yang hidup dalam kemarau itu. Dan kamu adalah yang kuharapkan menjadi gerimis di kegersanganku. Lalu bahkan jika dapat kau berikan hujan.
Bahagia akan ku aminkan di setiap doa. Akan kuikuti kemana hidup akan membawaku. Apapun keadaannya, hanya akan kuiringi langkah setiap hidupku hingga ke pintu gerbang kebahagiaan.