Tanda Tanya Masa Lalu
Aku tulis catatan ini ketika aku terombang-ambing ditelan kesepian dan ragu yang deras menghimpit. Hari demi hari berjalan ditengarai sepi dan luka yang menghujam tajam, untuk ke sekian kalinya aku mencoba menyapa cintamu. Tapi tak ada jawab dan yang kutemui hanya lembap udara yang berembus panas. Tak ada gerimis turun, membuat terik matahari bebas menerabas daun-daun dan jatuh di wajah tanah merah dan aspal. Gerah segera berubah peluh. Menyatu bersama degup jantungku yang mulai kehilangan jejakmu.
Apakah kau inginkan kesendirian saat ini? Ketika semua mata menelaah segala apa yang kau lakukan. Ketika jiwamu dalam ketidakpastian menyelami diri, berkaca dari dasar hati dan menelan manis-pahit kehidupan. Apa yang kau dapatkan? Kesempurnaan dari sebuah debat hati ataukah pengakhiran dari sebuah perenungan?
Rasanya seperti menimang rembulan, ketika sapa yang kurunut pada deretan hari bersambut nyata. Dia, gadis yang semula hanya sebatas khayalan belaka tiba-tiba menampakkan wajahnya. Datang padaku dengan tangan terbuka, tapi mengapa hampa. Di balik lugu pesonanya, kulihat ada ragu yang menjeratnya. Membuat langkahku terhenti setapak untuk merengkuhnya.
Sepertinya, dia tersedak masa lalunya. Sibuk dibelit tanda tanya kehidupannya. Mungkin kehadiranku masih sebatas mimpi di kala mata terlena. Sepertinya aku belum nyata dan dia memang belum percaya.