Malam Kesendirianku
Malam ini ku mencoba menatap jutaan bintang yang bersinar di angkasa. Pikiranku menerawang menjelajah angakasa luas dengan keindahan suryanya. Semilir angin berhembus perlahan-lahan seolah tidak ingin mengusikku dari sebuah lamunan yang aku rasa saat ini. Pucuk daun menari penuh kemesraan seakan tidak pernah bosan untuk selalu menghibur setiap malam yang kurasakan.
Ketika malam semakin larut, aku menyadari akan kesendirian yang ku alami. Hingga sepertinya aku lupa bagaimana itu rasa untuk merindu dan bersedih. Bahkan aku juga lupa bagaimana rasanya mencintai. Jiwa ini rasanya terpuruk, hati ini terabaikan dan raga ini merasa mulai melemah.
Malam-malam yang ku alami tak menyisakan apa-apa. Hanya merajam mimpi yang terlantar di ujung pagi. Sia-sia rasanya, gulana mendakwa, hampa menjelma dan kosong meraja. Aku sadari kata-kata telah mati dalam bejananya. Cinta tak lagi membuka cakrawala untuk mengetuk pagi. Menjamah tanah yang memamah kenangan tuli dan menyapa langit yang bersemikan ilusi.
Namun rasa ini bukanlah sebuah hambatan bagiku. Ditengah kesendirianku saat ini, aku masih tetap berdiri tegak bahkan selalu membuatku memiliki mimpi-mimpi yang indah. Dengan mimpi itu, kesendirian yang kurasa ini menjadi lebih memaknai hidup.
Mimpiku kian lama menjadi lebih nyata. Harapanku adalah mimpi ini akan tercapai dan aku ingin menikmatinya di sisa hidupku dengan cinta dan kasih sayang. Dimana semuanya serba tulus, ikhlas dan penuh kerelaan. Tanpa pamrih dan penuh pengharapan.